Wednesday, April 22, 2015

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Forum Budidaya - Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan - Setiap orang pasti mempunyai hobi masing-masing. Biasanya hobi itu membutuhkan biaya untuk menikmatinya, namun banyak juga hobi yang dapat mendatangkan keuntungan.

Seperti yang kami lakukan, awalnya adalah hobi, namun lama-lama jadi menguntungkan. Apa hobi tersebut? Hobi kami yang menguntungkan adalah bercocok tanam cabe dan sayuran organik lainnya di dalam karung.

Kegiatan dan hobi ini kami lakukan setiap hari, yaitu merawat tanaman cabe dan sayuran lainnya di halaman dan pekarangan rumah.

Baca juga:
Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Cabe

Selain merawat tanaman, kami juga melakukan proses penanaman cabe dari awal pembuatan media tanam hingga panen.

1. Persiapan media tanam

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Media tanam berupa tanah pekarangan yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang dan sampah daun. Perbandingannya adalah 2:1, yaitu 2 bagian tanah dan 1 bagian kompos atau pupuk kandang.

2. Memasukkan media tanam ke dalam wadah

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Wadah budidaya cabe organik kami adalah karung. Mengapa kami menggunakan karung bekas? Karena banyak tersedia di daerah kami dan harganya murah.

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Media tanam dimasukkan ke dalam karung hingga 1/3 tinggi karung, kemudian ujung karung digulung agar bibir karung menjadi kokoh dan tidak mudah rebah ketika disiram.

3. Memindahkan bibit cabe ke karung

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Biji cabe kami semai dalam karung atau wadah lainnya selama kurang lebih 20-30 hari, atau sampai tanaman memiliki daun 4 helai. Setelah itu bibit cabe siap dipindahkan ke dalam karung budidaya. Ingat pencabutan bibit dari persemaian harus hati-hati agar akar tidak rusak.

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Kami biasanya tidak mencabut, melainkan mengambil bersama tanahnya supaya akarnya tidak rusak. Dalam setiap karung biasanya kami tanam 1-2 bibit.

4. Perawatan

Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Perawatan tanaman cabe tergolong mudah, di antaranya adalah penyiraman dan penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.

5. Panen

 
Kegiatan yang paling menyenangkan dan paling ditunggu-tunggu adalah panen. Ketika buah cabe sudah banyak yang memerah maka segera kami petik dan kami jual ke pedagang keliling atau ke pasar. Lumayan bisa buat belanja kebutuhan dapur lainnya.

Bagaimana? Menguntungkan bukan? Sangat menguntungkan serta menyenangkan. Oleh karena itu melalui tulisan dan blog ini kami mengajak kepada para pembaca sekalian untuk mencoba menanam cabe dan sayuran lainnya di halaman rumah dengan memanfaatkan barang-barang bekas.

Jangan lupa baca juga:
Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas

Demikian Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan, semoga bermanfaat.

Saturday, November 15, 2014

Mengenal Murai Batu sebagai Burung Unggulan Saat Ini

forumbudidaya.blogspot.com - Mengenal Murai Batu sebagai Burung Unggulan Saat Ini - Kucica hutan (Copsychus malabaricus), juga dikenal sebagai Murai batu merupakan burung pengicau yang keadaanya terancam akibat perburuan. Termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Kucica Alis-putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.

Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Badan berukuran 14-17 cm.

Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif.

Mengenal Murai Batu sebagai Burung Unggulan Saat Ini

Murai Batu adalah Burung Asli Indonesia, yang memiliki postur tubuh yang cukup besar dan memiliki ekor yang sangat panjang dan menarik, apalagi burung Kicau Murai Batu tersebut memiliki suara yang sanggat keras dan amat merdu untuk di dengar.

Berikut ini data ilmiah burung murai batu:
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Muscicapidae
Genus: Copsychus
Species: C. malabaricus
Binomial name: Copsychus malabaricus
Synonyms: Kittacincla macrura dan Cittocincla macrura

Jangan lupa baca juga:

Tuesday, September 9, 2014

Keuntungan Budidaya Kroto Dibandingkan Budidaya Jangkrik

Keuntungan Budidaya Kroto Dibandingkan Budidaya Jangkrik - Budidaya kroto saat ini menjadi tren yang sangat menguntungkan. Bagaimana tidak? Harga kroto yang semakin tinggi ditambah makin maraknya pecinta burung kicauan, membuat prospek yang semakin cerah.

Sebenarnya budidaya jangkrik juga tidak kalah menguntungkannya, namun demikian ada beberapa hal yang dianggap lebih menguntungkan ketika melakukan budidaya kroto dari pada budidaya jangkrik.

Berikut ini kita kemukakan perbandingan keuntungan antara beternak kroto semut rangrang dengan budidaya jangkrik:

Keuntungan Budidaya Kroto Dibandingkan Budidaya Jangkrik

  1. Pemberian pakan jangkrik dilakukan tiap hari (jika kebanyakan jangkrik bisa kekenyangan dan menjadi lemah kalau terlalu sedikit jangkrik tidak juga segera besar). Pemberian pakan untuk semut bisa dilakukan 3 hari sekali.
  2. Untuk hasil yang bisa dipetik setiap hari, budidaya jangkrik memerlukan tempat yang luas. Budidaya semut bisa memberikan hasil tiap hari sekitar 2 ons hanya dengan lahan kurang dari 1 m2.
  3. Memanen jangkrik tidak bisa melebihi batas usia tertentu. Sebab, jika jangkrik terlambat dipanen, maka bulu-bulu sayap sudah tumbuh dan kurang laku di pasaran. Jika kroto terlambat dipanen, dia akan mudah dikembangbiakkan sebagai koloni baru dan hasilnya bisa dipetik setiap saat.
Ada banyak hal lainnya yang relatif sangat menguntungkan bagi penghobi burung yang juga menangkarkan kroto. Dan keuntungan secara finansial akan dirasakan oleh para penangkar burung-burung pemakan serangga yang harus rutin menyediakan pakan berprotein tinggi untuk burung-burung anakan.

Karena menangkarkan semut penghasil kroto pada dasarnya mudah dilakukan, tidak menyita waktu dan tidak menyita banyak ruang di rumah kita.

Jangan lupa baca juga:
Mengenal Murai Batu sebagai Burung Unggulan Saat ini
 

Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas

Forum Budidaya - Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas - Pinggiran jalan desa biasanya hanya ditanami tanaman pagar yang kurang memiliki nilai ekonomis. Memang dengan tanaman pagar, pinggiran jalan akan terlihat hijau, sejuk, dan indah, namun hanya sebatas itu.

Lain halnya jika pinggiran jalan desa kita menfaatkan untuk budidaya cabe menggunakan karung bekas. Selain fungsinya sama dengan tanaman pagar, menanam cabe di pinggiran jalan desa juga dapat memberikan keuntungan ganda, yaitu sebagai penyedia kebutuhan dapur dan dapat menambah penghasilan keluarga.

Cara Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas sangatlah mudah, syaratnya adalah kemauan.

Baca juga:
Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Cabe

Hanya kemauan! Mengapa hanya kemauan saja syaratnya? Karena semua kebutuhan untuk budidaya cabe ini bisa kita ambil dari rumah kita, seperti contohnya:

Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas
  1. Bibit cabe. Kita bisa menyemai sendiri dengan memanfaatkan cabe di dapur yang telah masak yang ditandai dengan warna merah.
  2. Media tanam berupa tanah pekarangan dan pupuk kandang bisa kita dapatkan dari limbah ternak ayam, itik, kambing, ataupun sapi yang banyak tersedia di lingkungan pedesaan, atau bahkan di rumah kita sandiri.
  3. Karung bekas sebagai tempat budidaya juga sangat mudah didapatkan. Biasanya orang desa memiliki karung bekas. Kalaupun harus membeli harganya juga sangat murah.
Dengan 3 hal  tersebut di atas tentu saja sudah cukup untuk memulai mananm cabe di pinggiran jalan desa. Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas juga memiliki fungsi edukatif. Kita bisa mengajarkan anak-anak kita untuk mencintai alam dan belajar bercocok tanam.

Simak juga:
Budidaya Cabe Organik dalam Karung Hobi yang Menguntungkan

Demikian Pemanfaatan Pinggiran Jalan Desa untuk Budidaya Cabe Menggunakan Karung Bekas, semoga bermanfaat.

3 Tanaman Ampuh Pengendali Hama Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Tembakau

3 Tanaman Ampuh Pengendali Hama Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Tembakau - Hama tanaman sangat mempengaruhi kualitas suatu produk pertanian, salah satunya adalah pada tanaman tembakau. Hama utama pada tanaman tembakau adalah Hama Ulat (Spodoptera litura) dan Kutu Daun (Myzus sp) atau “bereng”.

Serangan ulat daun menyebabkan kerugian yang sangat parah, daun menjadi rusak dan berlubang, sedangkan kutu daun merusak tanaman tembakau karena mengisap cairan daun tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu daun menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga. Hama utama tanaman tembakau dapat dikendalikan menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari daun kisampang, suren, dan gamal.
 
Berikut ini 3 Tanaman Ampuh Pengendali Hama Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Tembakau:

3 Tanaman Ampuh Pengendali Hama Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Tembakau
  1. Kisampang. Bahan aktif: saponin, minyak atsiri dan tanin. Salah satu sifat saponin adalah menurunkan tegangan permukaan, minyak atsiri memberikan aroma khas pada tanaman dan menimbulkan rasa getir, sedangkan tanin dikenal sebagai penolak (repellent) pada serangga pemakan tanaman tembakau.
  2. Suren atau Surian. Bahan aktif: Daun dan kulit batang mengandung surenon, surenin dan surenolakton. Mempengaruhi aktifitas makan, gangguan pada sistem reproduksi. Bersifat mengusir hama.
  3. Gamal atau Cebreng. Bahan aktif: tanin. Mekanisme Pengendalian : antifeedant (mencegah serangga memakan tanaman yang disemprot karena rasa pahit). 
3 Tanaman Ampuh Pengendali Hama Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Tembakau

Berikut ini cara pembuatan pestisida organik dari tanaman kisampang, suren, dan gamal:
  1. Daun Kisampang (5 Kg), Daun Suren (5 Kg), dan Daun Gamal (Cebreng) (5 Kg) di cacah, kemudian ditumbuk.
  2. Masukkan ke dalam tong campurkan ± 25 Liter air, tutup rapat, didiamkan selama 3 hari.
  3. Setelah 3 hari, ampas diperas dan disaring kemudian dimasukan dalam jerigen plastik.
  4. Aplikasi dilakukan setelah dilakukan wiwilan pada tanaman tembakau (pada umur 30 HST dan 60 HST), dengan cara disemprot menggunakan handsprayer, dengan takaran 200 ml (1 gelas air kemasan) dimasukkan dalam 17 liter air. Dosis 2 Liter per Hektar.

Monday, September 8, 2014

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao agar Dapat Berproduksi Maksimal

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao agar Dapat Berproduksi Maksimal - Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.

Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.

Berikut ini Syarat Tumbuh Tanaman Kakao agar Dapat Berproduksi Maksimal:
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara.

Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7oLU sampai 18oLS. Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS.

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao agar Dapat Berproduksi Maksimal

Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao.

1. Ketinggian tempat

Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.

2. Curah Hujan

Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods).

Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi.

Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang.

Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula.

3. Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.

Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang.

Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao. Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang.

Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300 C.

Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.

Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun.

4. Sinar Matahari

Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum.

Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya di dalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.

5. Air dan hara

Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar matahari secara penuh.

6. Naungan

Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun pemeliharaan.

Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.

7. Tanah

Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi. Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.

8. Sifat kimia

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman pH 6-7.5 tidak lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.

9. Bahan organik tanah

Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.

Untuk meningkatkan kadar zat organik dapat dipergunakan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. 900 kg kulit buah kakao memberikan hara 28 gram urea, 9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg kiserit.

Sebaiknya tanah-tanah yang hendak ditanam kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 me per 100 gram contoh tanah da kalsium lebih besar dari 0.24 me per 100 gram pada kedalaman 0-15 cm.

10. Sifat fisik

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40 persen fraksi liat, 50 persen pasir dan 10-20 persen debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah.

Struktur tanah yang remah dengan agregat dapat menciptakan gerakan air dan udara didalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah tipe latasol yang memiliki fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan bagi tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan lempung berliat
walaupun mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao.

Tanah yang baik drainasenya dengan struktur lempung berliat serta lapisan atas yang kaya akan baha organik cocok sekali bila ditanami kakao. Dengan demikian, tanah-tanah pantai berstekstur liat masih baik ditanami kakao. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pupuk nitrogen yang diberikan pada tanah demikian akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman kakao.

11. Kedalaman tanah

Disamping faktor fisik diatas, kakao juga menginginkan solum tanah minimal 90 cm. Walaupun ketebalan solum tidak selaulu medukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao. Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampu menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas berkembang. Karena itu, kedakaman efektif dapat berkaitan juga dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah yang yang disarankan minimal 3m.

Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Semakin miring suatu areal, semakin dalam pula air tanah yang dikandungnya. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringanya 8 persen dan 25 persen, masing-masing dengan lebar 1m dan 1.5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannaya lebih dari 40 persen sebaiknya tidak ditanamai kakao. Disamping faktor terbatasnya air tanah, hal itu juga didasarkan atas kecenderungan yang tinggi tererosi.

12. Kriteria tanah

Tanah yang digunakan untuk pertanaman kakao dapat dikelompokkan manjadi 4 kelompok berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Keempat kelompok tersebut adalah:
  • tanah-tanah yang sesuai
  • cukup sesuai
  • kurang sesuai
  • tidak sesuai
Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifat fisik dan kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebut dapat dijadikan pedoman umum bagi rencana penanaman suatu areal apakah sesuai atau tidak bagi pertanaman kakao.

2 Jenis Tanaman Tembakau yang Sering Dibudidayakan Petani Indonesia

2 Jenis Tanaman Tembakau yang Sering Dibudidayakan Petani Indonesia - Tembakau memegang peranan yang sangat penting di Indonesia, karena dari olahannya dapat menyerap banyak tenaga kerja. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.

Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara.

Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok.

Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen.

2 Jenis Tanaman Tembakau yang Sering Dibudidayakan Petani Indonesia

Nicotiana tobacum dibudidayakan umumnya karena memiliki arti ekonomi penting. Spesies yang sering dibudidayakan adalah Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika.
  1. Nicotiana tobacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, habitusnya piramidal, daunnya berbentuk lonjong dan pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak, tingginya 1,2 m.
  2. Nicotiana rustika, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit bergelombang, habitusnya silindris, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, kedudukan daun pada batang agak terkulai.